Selasa, 13 September 2011

Protozoa Parasit Pada Darah (plasmodium malariae dan plasmodium ovale)


Parasitisme
Mencakup setiap hubungan timbal balik suatu spesies dengan spesies lain untuk kelangsungan hidupnya. Dalam hal tersebut,  satu jenis jasad/parasit mendapat makanan dan lindungan jasad lain yang dirugikan dan mungkin dibunuhnya.
Parasit Malaria
Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman yunani. Ciri-ciri penyakit malaria jelas dan mudah dikenali, karena demam yang naik turun dan teratur disertai menggigil.
Meskipun penyakit ini telah diketahui sejak lama, penyebabnya belum diketahui. Dahulu diduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh hukuman dari dewa-dewa karena waktu itu ada wabah di sekitar kota Roma. Ternyata penyakit ini banyak terdapat di daerah-daerah rawa yang mengeluarkan bau busuk disekitarnya, makanya penyakit ini disebut “malaria”.
Baru pada abad ke-19, laveran melihat “bentuk pisang dalam darah seorang penderita maria. Kemudian diketahui bahwa malaria ditularkan oleh nyamuk yang banyak terdapat di rawa-rawa. Parasit malaria termasuk genus plasmodium. Pada manusia terdapat 4 spesies, yaitu plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium malariae, dan plasmodium ovale.
Dalam pembahasan selanjutnya akan lebih difokuskan membahas mengenai plasmodium malariae dan plasmodium ovale.

A.    Plasmodium malariae
Plasmodium malariae adalah penyebab malaria malariae atau malaria kuartana karena serangan demam berulang pada tiap hari keempat. Penyakit malaria kuartana meluas meliputi daerah tropis maupun daerah subtropis, tetapi frekuensi penyakit ini di beberapa daerah cenderung rendah.


Kerajaan               :  Protista
Filum                    : 
Apicomplexa
Kelas                    : 
Aconoidasida
Ordo                     : 
Haemosporida
Famili                   : 
Plasmodiidae
Genus                   : 
Plasmodium
Spesies                 :  P. malari



·         Morfologi dan anatomi
Plasmodium malariae berbentuk pita dan melintang sepanjang sel darah merah. Pigmen kasar dan berwarna tengguili hitam. Tropozoit muda dari plasmodium malariae memiliki ciri-ciri : berbentuk cincin, Protoplasma biru tua, Kromatin kecil, Pigmen kehitaman di pinggir protoplasma dan terdapat bintik Ziemann.
Sedangkan Tropozit tua memiliki ciri-ciri Bentuk oval, pigmennya tersusun di pinggir, kadang ditemukan protoplasma berbentuk pita pada Skizon muda. Pada skizon muda ditemukan ciri-ciri: bentuk oval, kromatin membelah dan ditemukan titik Schuffner, setelah menjadi skizon tua kromatin membelah menjadi 6-12 membentuk karangan yang akan menjadi plasmodium malariae.
·         Siklus hidup
Di dalam tubuh manusia dan nyamuk Anopheles berlangsung daur hidup plasmodium. Manusia merupakan hospes perantara tempat berlangsungnya daur hidup seksual, sedangkan di dalam tubuh nyamuk berlangsung hidup seksual. Berikut adalah macam-macam tahap aseksual :
1.      Tahap skizogon preeritrositik ialah lamanya tahap ini susah ditentukan dan berlangsung di dalam se-sel hati.
2.      Tahap skizogoni eksoeritrositik merupakan sumber pembentukan stadium aseksual parasit yang menjadi penyebab terjadinya kekambuhan pada malaria dan berlangsung di dalam se-sel hati.
3.      Tahap skizogoni eritrositik ialah tahap ini berlangsung setiap 72 jam dan berlangsung di dalam sel-sel eritrosit.
4.      Tahap gametogoni, setelah terbentuk pada tahap skizogoni eritrositik, kemudian berkembang pada tahap gametogoni dan berlangsung di dalam se-sel eritrosit.

Daur pra-eritrosit pertama kali ditemukan pada simpanse. Inokulasi sporozoit plasmodium malariae karena tusukan nyamuk Anopheles dan membuktikan stadium pra-eritrosit plasmodium malariae.
Siklus hidup dari penyakit malaria ini adalah sebagai berikut : nyamuk anopheles betina yang mengandung bibit penyakit, menyerang manusia yang sehat, segera sporozoit memasuki sel-sel parenkim limpa, bentuk seperti amoeba yang disebut dengan trophozoit memasuki sel-sel darah dan mengadakan pembelahan. Tiap trophozoit berubah menjadi schizon, kemudian mengadakan pembelahan dan berubah menjadi 6 – 36 anak yang disebut dengan merozoit. Pembelahan thropozoit menjadi merozoit terjadi didalam eritrosit ( sel darah merah). Pada sel darah merah yang mengandung merozoit pecah, sehingga merozoit menyebar dalam plasma darah setelah lebih kurang 10 hari jumlah parasit menjadi cukup banyak. Pada saat merozoit lepas dari sebuah sel eritrosit yang sudah pecah akan menyebabkan demam pada penderita (hospes), hal ini dikarenakan tersebarnya toksin yang disebarkan oleh  plasmodium malariae.
·         Sifat patogen
Setelah tubuh digigit oleh nyamuk yang membawa patogen plasmodium malariae, tubuh mengalami masa inkubasi yang berlangsung selama 18 hari dan kadang-kadang sampai 30-40 hari. Serangan demam lebih teratur dan terjadi pada sore hari. Parasit plasmodium malariae cenderung menginfeksi sel darah merah yang lebih tua, selain itu dapat juga menimbulkan kelainan ginjal yang dapat bersifat menahun dan disertai tanda-tanda dengan gejala lebih berat dan kemungkinan kesembuhannya yang buruk atau belum jelas.
Semua stadium parasit aseksual terdapat dalam peredaran darah tepi pada waktu yang bersamaan. Stadium aseksual daur eritrosit dapat bertahan di dalam tubuh, dalam beberapa hal parasit-parasit ini dilindungi oleh sistem kekebalan selular dan hormonal tubuh manusia.
·         Pencegahan dan penanggulangan
Pencegahannya ialah menjaga lingkungan tetap sehat dan bebas dari nyamuk perantara penyakit. Selain itu kebersihan badan juga diperhatikan sehingga dapat terhindar dari penyakit malaria. Selain itu, dilakukan pencegahan perorangan maupun masyarakat. Pembenrantasan nyamuk Anopheles dengan menggunakan insektisida yang sesuai dan secara teratur. Gigitan nyamuk dapat dicegah dengan tidur menggunakan kelambu atau lotion anti nyamuk.
Penanggulangannya ialah dengan melakukan pengobatan secara intensif, karena bila tampa pengobatan, infeksi ini dapat berlangsung sangat lama dan dapat menginfeksi hingga 30-50 tahun sesudah infeksi. Pengobatannya ialah dengan mengkonsumsi obat klorokuin dan primakuin.

B.     Plasmodium ovale
Penyebab penyakit malaria ovale tertiana (limpa), dengan gejala demam lebih ringan dari pada malaria tertiana yang disebabkan oleh plasmodium vivax. Dengan masa sporulasi 48 jam. Tetapi plasmodium ini tidak ditemukan di Indonesia.


Kerajaan               : Protista
Filum                    :
Apicomplexa
Kelas                    :
Aconoidasida
Ordo                     :
Haemosporida
Famili                   :
Plasmodiidae
Genus                   :
Plasmodium
Spesies                 : P. ovale


·         Morfologi dan anatomi
Bentuk stradium trofozoit ialah sel darah merah memebesar dan berbentuk lonjong, satu atau kedua ujung sel darah merah berbatas serta tidak teratur, pinggir eritrosit bergerigi, dan terdapat titik james. Titik james tampak nyata, trofozoit tidak aktif. Skizon plasmodim ovale mempunyai ukuran 6 mikron, mengisi tiga perempat bagian dari eritrosit yang terinfeksi dan agak membesar ukurannya. Terdapat 8 buah merozoit yang susunannya tidak teratur.
Stadium makrogametosit berbentuk bulat, mempunyai inti kecil, dan sitoplasma berwarna biru. Stadium mikrogametosit mempunyai inti difus, sitoplasma berwarna pucat kemerah-merahan, dan berbantuk bulat.
·         Siklus hidup
Seperti pada daur plasmodium malariae, daur plasmodium ovale juga mengalami daur hidup seksual dan aseksual. Daur aseksual plasmodium ovale yaitu :
1.      Tahap skizogon preeritrositik, tahap ini berlangsung selama 9 hari dan berlangsung di dalam sel-sel hati.
2.      Tahap skizogoni eksoeritrositik merupakan sumber pembentukan stadium aseksual parasit yang menjadi penyebab terjadinya kekambuhan pada malaria dan berlangsung di dalam se-sel hati.
3.      Tahap skizogoni eritrositik, tahap ini berlangsung selama 48 jam dan berlangsung di dalam sel-sel eritrosit.
4.      Tahap gametogoni, setelah terbentuk pada tahap skizogoni eritrositik, kemudian berkembang pada tahap gametogoni dan berlangsung di dalam se-sel eritrosit.
Nyamuk anopheles menginfeksi plasmodium ovale ke dalam tubuh manusia dan memerlukan waktu 12-14 hari pada suhu 27oC. Siklus  diluar  sel  darah  merah  atau eksoeritrositer  ini berlangsung  dalam  hati. plasmodium ovale ada yang ditemukan dalam didalam  sel  hati  yang  di  sebut  hipnozoit.  Hipnozoit  ini merupakan suatu fase dalam siklus hidup parasit yang nantinya dapat  menyebabkan  kambuh  atau  rekurensi  (long  termrelapse).
·         Sifat patogen
Plasmodium ovale menyerang sel hati dan eritrosit. Parasit sering tetap berada dalam darah dan mudah ditekan oleh spesies lain yang lebih virulen (jahat). Parasit ini baru akan tampak lagi setelah spesies lain lenyap.
·         Pencegahan dan penanggulangan
 Pencegahannya dengan menjaga pola hidup sehat, dimulai dari kebersihan diri sendiri dan lingkungan. Seperti pencegahan pada plasmodium malariae, pencegahan plasmodium ovale juga dilakukan perorangan maupun masyarakat. Pembenrantasan nyamuk Anopheles dengan menggunakan insektisida yang sesuai dan secara teratur. Gigitan nyamuk dapat dicegah dengan tidur menggunakan kelambu atau lotion anti nyamuk.
Penderita penyakit akibat plasmodium ovale dapat sembuh dengan sendirinya dan tampa pengobatan karena penyakit ini termasuk penyakit ringan. Tetapi bila ingin benar-benar terbebas dari plasmodium ovale dapat melakukan pengobatan dengan obat klorokuin dan primakuin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar